Sabtu, 8 Maret 2014 aku dan beberapa teman penerjemah diundang oleh Muthia Esfand, editor penerbit Ufuk, untuk mengobrol santai dengan penerjemah, terutama yang dulu pernah bekerja sama dengan Ufuk Publishing House (UPH) terkait dengan format baru Ufuk Publishing House.
Aku senang sekali penerbit Ufuk sedang bangkit kembali setelah sekitar satu tahun vakum. Obrolan serius tapi santai nanti diceritakan oleh Linda Boentaram. Aku mau berbagi beberapa foto saja, ya. Semoga awal baru yang menyenangkan dengan Ufuk ini menjadi kisah manis bagi para penerjemah dan pembacanya.





Foto: Lulu.


Foto: Meilia Kusumadewi
cukuran baru keren mbak #eh salah fokus 🙂
aku coba ngalamar juga ah ntar.. sapa tau jodooohhh
Ehem.
Ayo lamar!
Ufuk buka lowongan penerjemahkah? Tapi saya belum ada pengalaman menerjemahkan buku, cuma sering menerjemahkan beberapa bab dari buku saja dan juga materi bacaan teman-teman yang mau skripsi, hahaha.. Semoga sukses untuk Ufuk dan juga Mba Dina 🙂
Terima kasih, Dear.
Silakan layangkan lamaran langsung ke Ufuknya, Mbak. 🙂
Salam kenal mbak,saya ingin sekali jadi penerjemah tp b inggris saya standar aja,bisa nggk y sprt mbak dina
Salam kenal. Kalau begitu, pelajari dulu bahasa asing dan Bahasa Indonesia sampai mahir, barulah mulai merintis jadi penerjemah.
aih, mba Dina belahan rambutnya ganti arah? 😀
Ganti suasana 🙂