Aku masih harus banyak mengasah keahlian berpuisi *ambil kikir*
Sumber |
Terjemahan dan hasil suntingan: |
Who will you be
when faced with the end?
The end of a kingdom
The end of good men
Will you run?
Will you hide?
Or will you hunt down evil
with a venomous pride?
Rise to the ashes
Rise to the winter sky
Rise to the calling
Make heard the battle cry
Let it scream from the mountains
From the forest to the chapel
Because death is a hungry mouth
And you are the apple
So who will you be
when faced with the end?
When he vultures are circling
And the shadows descend
Will you cower?
Or will you fight?
Is your heart made of glass?
Or a pure Snow White?
|
Wujud siapa yang akan kau kenakan
ketika dihadapkan dengan pada titik penghabisan?
Akhir riwayat sebuah kerajaan
Penghabisan bagi Akhir riwayat kaum budiman
Apakah kau akan Akankah kau berlari?
Apakah kau akan Akankah kau bersembunyi?
Atau apakah kau akan memburu kejahatan keji angkara murka dengan gagah berani?
Bangkitlah menjadi menyambut abu
Bangkitlah ke langit menyongsong musim dingin kelabu
Bangkitlah saat kidung memanggilmu
Biarkanlah genderang perang bertalu-talu
Biarkan membahana Kumandangkan pekik perang dari pegunungan
Dari hutan hingga biara
Karena kematian adalah mulut kelaparan yang menganga
Dan kaulah apelnya
Jadi wujud siapa yang akan kau kenakan
ketika dihadapkan dengan pada titik penghabisan?
Ketika burung pemangsa berkeliaran
Dan bayang-bayang turun ke haribaan
Apakah kau akan Akankah kau luluh lantak?
Atau apakah kau akan justru memberontak?
Apakah hatimu terbuat dari kaca retak?
Ataukah Putih Salju nan dari putihnya salju yang cantik?
|
Dari “Snow White and the Huntsman.”
Untung ada kamus rima ini: www.kamusrima.com dan www.rimakata.com.
Baca artikel Penerjemahan nursery rhymes dan puisi dalam novel di Blog Bahtera (Bahasa dan Terjemahan Indonesia). Baca juga Crazy Password Poem yang jenius tulisan Poppy D Chusfani.
Wah, kayaknya menerjemahkan itu tantangan banget ya mbak…Tapi aku suka tantangan hehehe…
Bagiku nerjemahin itu mirip ngisi TTS, atau main game. Tantangannya adalah memindahkan makna dari satu bahasa ke bahasa lain. Paling asik kalo bisa menerjemahkan kiasan ke dalam kiasan juga, atau lelucon ke dalam padanan lelucon 🙂
Terutama kalau sedang menerjemahkan subtitle, rasanya seperti main puzzle. Keping-keping makna harus disusun sedemikian rupa supaya muat dalam dua baris dan bisa dibaca dalam sekian detik. 🙂
Nah, iya. Persis. Makanya aku ga ngerasa pingin main2 game komputer. Soalnya tiap hari toh bermain-main game sendiri 😉
Keren Mbak, terjemahannya… paling susah memahami “rasa bahasa” itu, ya… gimana biar puisi dalam bahasa asing tetep jadi puisi yang nuansanya sama biarpun sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia..
Wuah, untung aku nemu blog ini, jadi bisa banyak belajar dari Mbak Dina 😀
Terima kasih, Aulia. Coba deh simak tulisanku yang ini: https://dinabegum.wordpress.com/2011/09/25/syair/
Ada obrolan seru dengan editor jempolan yang ‘membedah’ hasil terjemahanku. Semoga berguna 🙂
kerennn mbak Dina…
jadi pingin belajar menerjemahkan..
salam kenal ya…
Trims, Rahma. Salam kenal 😀
Ayo dong mulai menerjemahkan…
saya selalu mendapati tulisan mbak Dina keren, dibumbui selera humor yang renyah. *letakkan kikir
puisinya bagus sama seperti filmnya, jd pengen baca bukunya.
Terima kasih, dear.
*melambung-lambung*