Lelucon sangat tergantung pada kebudayaan setempat. Banyak lelucon yang tidak bisa diterjemahkan kelucuannya, apalagi kalau sudah menyangkut permainan kata yang homonim. Tapi kali ini aku beruntung, karena menemukan lelucon ini:
Sumber:
“What did the fish say when it hit a concrete wall?” he asks me.
“What?”
“Dam!”
Terjemahan:
“Coba tebak apa kata ikan saat menabrak dinding beton?” tanya Johnny.
“Apa?”
“Dam!”
Lalu kuberi catatan kaki bahwa ‘damn’ dalam bahasa Inggris adalah kata makian. Untuuuung dalam bahasa Indonesia dam juga artinya bendungan. Ogut selamat.
Hehe… susah juga ya, mba. Waktu itu aku juga sempet nerjemahin lelucon yang sifatnya membelit lidah. Akhirnya karena cuma disebut satu kali, aku pake aja tongue twister ala Indonesia, yang artinya sama sekali jauh dengan bahasa aslinya… maksa sih, tapi belum ketemu cara yang lebih okeh 🙂
He eh… aku juga udah muter-muter cari ilham buat cari pelintiran dalam Bahasa Indonesia. Tapi begini aja deh… toh kayaknya masih nyambung.
Jadi ingat, dalam suatu buku ada tokoh yang sedang sarapan, minum jus jeruk. Dia berkomentar soal kesamaan kata antara nama buah jeruk dan warna jingga, yang sama-sama orange. Dalam terjemahannya kuganti dia minum cokelat :-p supaya mengomentari kesamaan antara nama minuman cokelat dan warna cokelat.
Oh… bisa gitu juga ya… hihihi… contek ah idenya buat entar-entar. minum cokelat buat sarapan kan masih wajar.
Aku pernah nemu jenis joke yg begini, oleh penerjemahnya gak ditranslate ke bhs indonesia, tp tetep pake istilah aslinya, trus dikasih catatan kaki utk menjelaskan arti istilah tsb dan makna joke-nya di mana.
Mungkin itu lelucon yg emang susah banget dipelintir ke bhs indonesia, kali ya…
Menurutku yang paling susah memang menerjemahkan pelintiran kata, apalagi lelucon. Di Hex Hall aja ada satu pelintiran yang ga kuterjemahkan:
“So how was cellar duty tonight?”
“Cellar-ific.”
jadi:
“Jadi, bagaimana tugas ruang bawah tanah malam ini?”
“Keren untuk sebuah ruang bawah tanah.”
Atau ada ide lain? 😉