
Judul Buku: Jumpalitan Menjadi Ibu
Penulis: Sari Meutia, et.al.
Editor: Rini Nurul
Penerbit: Lingkar Pena
Jumlah Halaman : 211 Halaman
Harga: Rp. 34.000
ISBN: 9786028851275
www.bookoopedia.com
Sebelum membaca buku ini kupikir, apa sih istimewanya? Paling-paling hanya cerita ibu-ibu yang berkeluh kesah saja. Menurutku, pengalaman hidupku sendiri sudah hebat, keras, dan penuh perjuangan tanpa henti. Pendek kata Xena the Warrior Princess-lah. Namun, cerita pendek demi cerita pendek membuatku mesem-mesem, teranguk-angguk dan akhirnya menjejalkan buku ini tas putri sulungku yang sudah menginjak usia remaja untuk dibaca.
Kisah ringan seperti ‘Bunda Oh Bunda… Jadi Biker Malah Keblinger’, misalnya, dituturkan dengan manis mengajak pembaca mesem-mesem, padahal saat mengalaminya pasti rasanya ga karuan. Ada juga kisah tentang pengalaman yang menjadi mimpi buruk sebagian besar orang tua, dan kaum ibu pada khususnya, berjudul ‘Pengasuh Pacaran, Ibu Kelabakan’ tentang si buah hati yang dibawa kabur oleh pembantu. Dalam ‘Single Fighter’ yang kubayangkan dalam kehidupan nyata pastinya mencabik-cabik emosi, penulis menampilkan semangat mengagumkan bahwa semua tantangan hidup bisa diatasi walau sulit. Yang lebih asyiknya lagi, masih ada 16 cerpen lagi yang mengena di hati karena kita mengalaminya sendiri dalam kehidupan sehari-hari pada tingkat tertentu.
Sesulit apa pun pengalaman yang diceritakan, para penulis mengungkapkannya dengan ringan. Walau demikian, aku masih bisa turut merasakan desakan yang terkandung. Di samping itu, seribet apa pun, mereka masih sempat cengengesan menertawakan kejadian yang terkadang memalukan yang mereka alami.
Menurut pengalamanku jadi ibu, kata ‘jumpalitan’ sama sekali engga berlebihan. Sebagai ibu di rumah tanggaku (ya iyalaah, syapa lagee!) akulah yang paling tahu bagaimana cara membagi telur dadar agar semuanya kebagian secara adil (baik itu dipotong 2, 3, atau 4), akulah yang paling tahu di mana letak obat-obatan disimpan, akulah yang paling tahu barang apa yang harus digadaikan kala keuangan seret, dll. dll. Pada saat yang sama harus tetap merawat diri dan mencari nafkah, bahkan pada saat kesehatan kurang prima pun aku layaknya seorang ibu yang biasanya tetap menjalankan roda kehidupan rumah tangga, pokoknya asal masih bisa berdiri – dan mengetik :D.
Walaupun sudah tahu bahwa kisah hidupku tidak unik, tapi dengan membaca buku ini aku menyadari bahwa aku tidak sendirian di dunia ini dan merasa lebih bersemangat dalam menghadapi hari. Sambil mengucap basmalah aku mengucapkan ‘mantra’ku: kita akan bertahan, semoga Gusti Allah meridhoi. Kalo Gusti Allah engga meridhoi, kita tetap akan bertahan.
Mengajak:
Luckty Giyan Sukarno
Adrian Hartanto
Truly Rudiono
Noviane Asmara
Briliantina Hidayat
Abie Dewox
Dion Yulianto
Satu tanggapan untuk “Akrobatik Ala Emak-emak”